Langsung ke konten utama

Postingan

Nice To Meet You.. (Chapter 1)

Namaku Alif Yusuf. Seorang novelis muda yang mencoba mengulangi kesuksesan dari novel pertama yang ku terbitkan tahun lalu. Saat ini aku sedang didalam busway koridor satu Blok M – Kota. Sedari perjalananku mencari buku-buku bekas di Blok M, tujuanku berikutnya adalah Kota Tua Jakarta. Di novelku berikutnya, aku ingin sekali meng eksplore tentang sejarah Jakarta sebagai setting ceritanya. Ide itu adalah impian lama yang coba aku wujudkan. Sesampai di halte Masjid Agung, ada gadis muda berjilbab yang ku perkirakan seusia denganku dengan seorang anak lelaki kecil seusia SD tingkat awal masuk ke dalam busway yang ku tumpangi. Dia duduk dua bangku di deretan yang ku duduki. Ada anak lelaki kecil itu menjadi pemisah diantara kami satu sama lain. Aku dengan sikap cuek memandangi mereka berdua. Kacamata minusku mencoba mempertegas wajah gadis itu. Cukup cantik juga rupanya. Tidak kalah dengan teman sekampus yang sedang tekun aku dekati belakangan ini. “TANTEEE.. Patung itu seperti p
Postingan terbaru

Momentum Untuk Hijrah

Bulan Muharram telah menjejakkan langkahnya beberapa hari. Dalam suasana pandemi Covid 19 ini kita seyog yanya tetap senantiasa mengucap rasa syukur atas segala nikmat yang tela h diberi dalam setahun kebelakang. Bicara mengenai sejarah tahun baru hijriyah itu sendiri, tahun baru hijriyah merupakan sistem penanggalan Islam yang didasarkan pada peristiwa hijrah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. Peristiwa tersebut menjadi   starting point   peradaban Islam menuju puncak kejayaan. Peristiwa hijrah itu merupakan titik awal membangun dakwah yang semula bersembunyi menjadi terang-terangan. Dari peristiwa hijrah itu, spirit iman menjadi nyata dalam kata dan perbuatan, sehingga tidak heran jika setelah hijrah banyak sekali para sahabat yang memiliki kepribadian unggul nan mengagumkan. Perubahan mindset benar-benar terjadi secara totalitas pada diri seluruh umat Islam kala itu. Lalu bagaimana kita sebagai generasi Islam masa kini memaknai tahu

WAKTU...

Aku adalah waktu.. Waktu itu adalah peluang Waktu itu adalah kesempatan Waktu aku adalah waktu yang sunyi Dan waktu ini waktu nya aku untuk memulai. Sekarang Aku pergi kemana saja ketempat yang aku inginkan, Sekedar Tenang tak cukup.. Aku menjumpai malam dan temukan kenyamanan.. Ya.. malam ini lebih terang dari sebelum nya.. Waktu ku di dalam waktu yang terang.. Waktu yg menunjukan keindahan nya saat Sepertiga malam.. Aku merasa terpanggil. Terdiam ku Memandang kepada bulan yang selalu saja menatap ku. Seperti memperhatikan ku, seolah ingin menyapa ku. Menanyakan keberadaan ku.. Aku yang hanya ditemani oleh kesunyian dan rintik hujan yg membasahi daratan yg lelah seperti jiwa nya.. sendiri ku di halaman rumah yang sederhana sedikit remang cahaya lampu nya, ku sandarkan rasa ini sejenak lalu ku tuang tumpuan ku sekejap bersama hujan Ucap ku kepada bulan, " Aku terbangun, Terpanggil oleh syahdu kesunyian di malam ini, La

Temanku, Rivalku! (ups)

Ada pepatah jawa yang penulis ingat belakangan ini, berbunyi “ Witing tresno jalaran soko kulino ” yang artinya kurang lebih cinta bisa datang karena sering bertemu. Terdengar pas pepatah tersebut jika dikaitkan dengan keadaan 2 sahabat penulis yang kesemuanya lelaki, yang pada saat ini ‘sepertinya’ menaruh hati pada satu wanita yang sama dan dibawah naungan komunitas yang sama pula. Lalu apa ada yang salah? Tidak ada. Intensitas pertemuan yang berkesinambungan bisa saja dijadikan alasan untuk perasaan itu hadir. Toh, jika hati itu berpendar dengan semestinya bukankah merupakan sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta. Atau mungkin mengatasnamakannya dalam sebuah persahabatan yang terjalin erat? Di film beken bollywood Kuch Kuch Hota Hai, SRK menerjemahkan rasa itu dengan istilah: Love is Friendship . Bukan sesuatu yang salah kan? Aku mengenalmu, aku bersahabat denganmu, aku memahamimu, lantas apa salah jika aku berharap lebih padamu? Sekali lagi perasaan itu hadir diantara

Ifthar with JICBS, Menguji Eksistensi Alumninya!

Bagi kamu yang menyukai blog ini, pasti sudah tidak heran dengan begitu banyaknya artikel yang ditulis mengenai Jakarta Islamic Centre Broadcast School (JICBS) dengan segala cerita dan orang-orang inspiratif didalamnya. Kali ini, penulis akan mengetengahkan satu rencana kegiatan yang akan diadakan pada bulan Ramadhan nanti. Seperti judul yang kamu baca, penulis ingin menukil tentang sebuah eksistensi dari satu kegiatan setelah masa pelatihan jurnalistik islami yang berlangsung selama 2 bulan itu, telah menjadi pelecut bagi para alumni didalamnya untuk dapat berkiprah lebih jauh ketika terjun di masyarakat umum. Bentuk eksistensi yang ditawarkan dan dikembangkan beragam jenisnya, tergantung bagaimana kemampuan intuisi itu bergerak mengikuti perkembangan zaman yang semakin memasuki era globalisasi dewasa ini. Bagi alumni JICBS sendiri, kegiatan edutainment dengan panti asuhan di Jakarta Utara yang akan berlangsung pada tanggal 10 Juni 2017 dan bertempat di ruang teater Jakart