“ Naya? Kamu Naya kan?” Gadis didepan pintu ruang tamu itu tersenyum dengan manis. Parasnya yang cantik terbalut hijab berwarna merah muda sungguh memukau pandangan mata. Tatapannya meneduhkan, laksana bidadari yang datang menyapa Faris sore ini. “ Iya. Kamu benar Ris. Ini aku Kanayya. Musuhmu yang sering kamu nasehati itu”. Jawabnya lugas. Senyum manis masih terukir jelas disana. Faris hanya tertawa kecil mendengar jawaban tadi. Faris tak mampu untuk berkata apa lagi tentang yang terjadi pada Naya saat ini. Dihadapannya kini berdiri seorang gadis berhijab yang sepertinya baru dia kenal. Bukan Naya, temannya ataupun juga bisa disebut musuhnya di kampus yang selalu berpakaian mengundang syahwat, berani menentangnya dalam berbagai retorika pentingnya ketaatan beragama di Forum Dakwah Kampus atau juga Naya si bintang kampus dengan banyaknya laki-laki yang memperebutkan perhatian gadis manis itu. “ Koq kamu diam Ris? Apa kamu tidak berniat menyuruhku duduk?”. Naya terseny
Sebuah cara untuk mulai bercerita tentang ide, tulisan dan semua yang diceritakan dari sudut pandang gue yang sederhana.