Langsung ke konten utama

Minta Oleh-Oleh!

Image result for travellingTeman akrab kamu tiba-tiba mengumumkan dirinya kalau dia mau liburan akhir pekan ini. keluar negeri pula!! Reaksi kamu so pasti minta oleh-oleh dong ya? Benar kan.. Nah, maka dari itu, penulis punya pandangan nih tentang etis gak sih minta oleh-oleh gitu.. cekidott!

HARUS!
Ini sih bener banget. Masa teman ukurannya sudah akrab dari TK sampai kuliah bareng, terus pas dia travelling kamu gak minta oleh-oleh? Kamu melewatkan kesempatan yang gak datang 2 kali lho. Apalagi jika tempat yang dia kunjungi mungkin gak masuk list tujuan hidup kamu, misalnya tur keliling Zimbabwe atau plesiran di Suriname..

GAK HARUS, TAPI MESTI SIH.
Tingkat niat mintanya lebih dibawah yang tadi, tapi tetap harus diperjuangkan lho! Ingat, segala yang diperjuangkan dengan niat itu, hasilnya pasti luar biasa..

CUKUP INGETIN AJA BIAR GAK LUPA.
Kamu tahu nih kalo teman kamu tuh orangnya low respons banget sama urusan yang beginian. Tipe teman kamu suka gak peka kalau gak diingetin, mirip sapaan mantan yang bikin kamu belum juga bisa move on. Tapi kita harus berpikir positif kalau pada dasarnya teman kamu itu orangnya baik. Jadi cukup diingetin aja ya!.

SINDIR TERUS.
Teman kamu sepertinya berada pada level menengah dalam hal kesadaran per-oleh-oleh-an, dan kamu termasuk orang yang anti banget melewatkan kesempatan cari gratisan. Jalan terbaiknya tentu aja nyindir terus soal oleh-oleh ke teman kamu setiap saat, mulai dari chatting sampai video call bahasan kamu ya cuma oleh-oleh aja sampai dia bosen dengerin kamu dan berjanji untuk bawa apa yang kamu minta..

MAKSA!.
Bukan yang dianjurkan sih, tapi kalau temanmu serius ngeselinnya ya apa boleh buat.. haha.


Image result for temanTerlepas dari itu semua, penulis cuma mau mengingatkan jangan lupa yang terpenting mendoakan teman kamu supaya selamat sampai tujuan dan kembali dengan keadaan yang baik pula ya!. Ingat, teman yang baik itu menilai persahabatannya tanpa pamrih lho! Sesederhana itu.

Komentar

Posting Komentar

Cerita Unggulan

Tentang JICBS#3 !!

Beberapa waktu yang lalu, sebelum aku benar-benar lupa tentang mereka yang pernah singgah di kehidupanku yang dinamis tiap akhir pekan, maka aku ingin menyematkan semua yang teringat dalam ingatan untukku tuangkan melalui goresan kecil dalam cerita ini. Cerita ini tentang petualanganku dengan mereka, remaja-remaji ajaib yang entah sudah menjadi suratan takdir aku harus bertemu dengan mereka. Di awali dengan tawaran teman kuliahku yang lucunya seperti Majin Buu dalam manga Dragon Ball itu untuk mengikuti pelatihan jurnalistik islami di Jakarta Islamic Centre bertajuk “JICBS#3” melalui google document yang dia kirimkan di hari itu ba’da shalat Jumat. Aku yang memang suka sekali terhadap hal-hal yang bersifat challenging sedari dulu akhirnya mengisi juga form tersebut. Singkat kata akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi di sana. Sebuah pengalaman baru menantiku, baca berita di panggung! . Untuk orang yang terbiasa mengurusi bermacam kegiatan di kampus dan me...

Temanku, Rivalku! (ups)

Ada pepatah jawa yang penulis ingat belakangan ini, berbunyi “ Witing tresno jalaran soko kulino ” yang artinya kurang lebih cinta bisa datang karena sering bertemu. Terdengar pas pepatah tersebut jika dikaitkan dengan keadaan 2 sahabat penulis yang kesemuanya lelaki, yang pada saat ini ‘sepertinya’ menaruh hati pada satu wanita yang sama dan dibawah naungan komunitas yang sama pula. Lalu apa ada yang salah? Tidak ada. Intensitas pertemuan yang berkesinambungan bisa saja dijadikan alasan untuk perasaan itu hadir. Toh, jika hati itu berpendar dengan semestinya bukankah merupakan sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta. Atau mungkin mengatasnamakannya dalam sebuah persahabatan yang terjalin erat? Di film beken bollywood Kuch Kuch Hota Hai, SRK menerjemahkan rasa itu dengan istilah: Love is Friendship . Bukan sesuatu yang salah kan? Aku mengenalmu, aku bersahabat denganmu, aku memahamimu, lantas apa salah jika aku berharap lebih padamu? Sekali lagi perasaan itu hadir diantara...

Nice To Meet You.. (Chapter 2)

Sebelumnya di  Chapter 1..   Bus Transjakarta yang aku naiki masih melaju dengan tenang.. “ Hai. Aku Alif Yusuf. Tadi penjelasanmu tentang patung di Bunderan Senayan itu bagus lho”. Kataku menyapanya memulai percakapan dengan gadis itu. Gadis itu menghentikan bacaannya lalu mendengarkan sapaanku tadi sambil mengerenyitkan dahi. Kami masih dibatasi keponakannya yang berdiri di bangku sambil melihat lalu lalang jalan dari balik jendela. “ Alif?”. Tanyanya. Aku pun mengangguk. “ A.. EL.. I.. EF..?”. Ejanya menyebut namaku. “ Iya benar. Itu namaku”. Jelasku padanya. Matanya berpendar menatapku lalu kemudian dia tertawa geli sendiri. Entah apa yang ada dibenaknya ketika mendengar namaku saat ini. Tapi senyum dan tawanya itu mampu untuk menarik simpatiku padanya. “ Mungkin kamu pernah mendengar namaku ya? Aku novelis. Novel pertamaku menjadi best seller tahun kemarin!”. Jelasku mengejar maksud tawanya itu. “ Tidak. Bahkan aku tak tahu novelmu yang m...