
Yup..
jika kamu bertanya apa di angkatan kali ini jauh lebih keren dan
berbakat dibanding angkatan penulis di JICBS#3, jawabannya akan
tentatif sekali, bisa ya namun bisa juga tidak. Tapi bagi penulis
yang kebetulan menghadiri acara rilis ini, mendapati sekumpulan
pemuda dan pemudi islam yang dirasa mempunyai potensi jauh luar biasa
dibandingkan angkatan sebelumnya. Hal itu bisa dilihat dari sikap
kritis yang ditunjukkan saat sesi tanya jawab seputar film “Masjid
Sahabatku” yang memenangkan penghargaan untuk kategori film terbaik
pada angkatan kami sebelumnya. Banyak kritik serta saran yang
membangun dari para “adik”
kami tentang bagaimana seharusnya membuat film, bagaimana seharusnya
aktris maupun aktor yang berperan jauh lebih watak lagi dalam
melakukan penghayatan peran, bagaimana seharusnya skrip penulisan
dibangun serta bagaimana baiknya noise
atau suara-suara bising dapat diminimalkan dalam rekaman adegan.
Penulis muntab!
Tapi dibalik itu ada sikap takjub tentang kritis mereka yang
mempesona. Lagi-lagi wadah islami ini telah berhasil mengumpulkan
orang-orang dengan intelektualitas dan idealisme yang mumpuni dalam
satu tempat. Tinggal bagaimana talenta dan segala potensi itu bisa
dikembangkan semaksimal mungkin nantinya dalam berbagai karya dan
kegiatan yang mereka hasilkan. Sebagai catatan tersendiri bagi
penulis, potensi itu akan terarah dengan baik jika bisa dikelola dan
dibersamai dengan potensi lain yang saling melengkapi. Tidak sabar
rasanya menunggu karya-karya mereka, bukan hanya mengenai film tapi
juga public speaking, script writing dan acara unggulan radio. Pesan
kami dari JICBS#3 untuk mereka hanya satu: Let’s
do it!.
Membicarakan
JICBS angkatan ke 4 ini, penulis juga akan berbicara tentang peran
akhwat dalam sebuah kelompok. Lha koq gitu? Ya memang sudah
sepatutnya seperti itu. Sebab dari pengamatan penulis sendiri, pada
angkatan kali ini jumlah akhwat sepertinya jauh melebihi jumlah kuota
ikhwan yang tersaring. Menurut perspektif penulis, keberperanan
akhwat nantinya akan menjadi sentral dari kelompok-kelompok kecil
yang kemudian akan dibentuk seiring berjalannya waktu di perkuliahan
short
course
ini pada hari sabtu dan minggu. Efeknya akan terasa nanti bagi kalian
para ikhwan, ingat!! Akhwat tidak pernah salah, karena hanya kamu
yang selalu salah di mataku. Titik.. hehe.
Akhirnya
yang ditunggu tiba. Debaran hati mungkin mengalahkan riuhnya suara
deru angkutan umum sepanjang jalan Tugu Raya. Lewat layar lebar di
ruang teater, slideshow nama peserta yang terpilih muncul bergantian.
Kali ini untuk nilai tertinggi seleksi diberikan kepada Muhammad
Sa’dan dan runner up jatuh kepada Nurul Habibah, lalu nama-nama
berikutnya muncul satu persatu hingga selesai. Menjelang ditutupnya
acara, JICBS angkatan ke 3 juga diberikan kesempatan presentasi
mengenai acara untuk bulan ramadhan nanti, yaitu IFTHAR With JICBS:
Entertainment On Ramadhan, sebuah kegiatan sosial edukatif dengan
satu panti asuhan di bilangan Jakarta Utara sana.
Sebelum
menutup tulisan ini, ijinkan penulis mengucapkan Welcome JICBS#4.
Ahlan wa sahlan dalam dekapan indah sebuah ukhuwah islamiyah. Mari
berkarya, mari berdakwah, mari kita bersama saling menguatkan dalam
kebaikan.
@fahmi.suri
Wah kece Blognya.... Semangat terus menuntut ilmu di JICBS ya...
BalasHapusSemangat buat anak" JICBS angkatan ke-4..
BalasHapus