Langsung ke konten utama

Nice To Meet You.. (Chapter 2)

Sebelumnya di Chapter 1..
 
Bus Transjakarta yang aku naiki masih melaju dengan tenang..

Image result for patung jenderal soedirman
Hai. Aku Alif Yusuf. Tadi penjelasanmu tentang patung di Bunderan Senayan itu bagus lho”. Kataku menyapanya memulai percakapan dengan gadis itu. Gadis itu menghentikan bacaannya lalu mendengarkan sapaanku tadi sambil mengerenyitkan dahi. Kami masih dibatasi keponakannya yang berdiri di bangku sambil melihat lalu lalang jalan dari balik jendela.

Alif?”. Tanyanya. Aku pun mengangguk.

A.. EL.. I.. EF..?”. Ejanya menyebut namaku.

Iya benar. Itu namaku”. Jelasku padanya. Matanya berpendar menatapku lalu kemudian dia tertawa geli sendiri. Entah apa yang ada dibenaknya ketika mendengar namaku saat ini. Tapi senyum dan tawanya itu mampu untuk menarik simpatiku padanya.

Mungkin kamu pernah mendengar namaku ya? Aku novelis. Novel pertamaku menjadi best seller tahun kemarin!”. Jelasku mengejar maksud tawanya itu.

Tidak. Bahkan aku tak tahu novelmu yang menjadi best seller itu. Aku bukan orang yang tertarik dengan novel”. Jawabnya seraya mengukir senyum mengembang.

Lantas, apa yang membuatmu tertawa?”. Rasa penasaran merajai hatiku siang itu.

Gadis itu hanya menyungging senyum lebar lalu memperhatikan tingkah keponakannya yang tampak antusias dengan situasi lalu lintas di luar jendela. Aku membetulkan letak kacamataku yang turun sambil menghela nafas panjang.

Tante lihat itu!” Tangan mungil Haikal keponakannya itu menunjuk keluar jendela. Gadis itu lekat memperhatikan arah yang dimaksud dan aku pun juga demikian.

Image result for patung jenderal soedirmanSosok patung besar berdiri dengan gagahnya di samping lintasan Transjakarta yang kami tumpangi. Patung seorang pahlawan yang legendaris dengan gagahnya berada disana. Patung Jenderal Besar Soedirman.

Itu patung Jenderal Soedirman, Kal”. Sahut gadis berjilbab itu.

Siapa dia tante, aku ingin tahu?”. Tanya keponakannya kemudian. Aku yang berada disana turut pula diam-diam menunggu penjelasannya.

Jenderal Soedirman adalah pemimpin pasukan perang gerilya pada masa perang kemerdekaan di tahun 1945 sampai 1949. Ia menyandang anugerah Panglima Besar. Jasa dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara layak dikenang dan diabadikan. Salah satunya ya patung beliau ini, Kal”. Runtun gadis itu.

Beliau hebat ya tante. Haikal bila besar nanti mau seperti Jenderal Soedirman juga!!”.

Gadis itu hanya tertawa melihat tingkah keponakannya. Binaran mata penerus bangsa itu seakan menyala berkobar menyuarakan cita-citanya. Aku yang juga berada disampingnya makin antusias dalam perjalanan kali ini.

Komentar

Cerita Unggulan

Tentang JICBS#3 !!

Beberapa waktu yang lalu, sebelum aku benar-benar lupa tentang mereka yang pernah singgah di kehidupanku yang dinamis tiap akhir pekan, maka aku ingin menyematkan semua yang teringat dalam ingatan untukku tuangkan melalui goresan kecil dalam cerita ini. Cerita ini tentang petualanganku dengan mereka, remaja-remaji ajaib yang entah sudah menjadi suratan takdir aku harus bertemu dengan mereka. Di awali dengan tawaran teman kuliahku yang lucunya seperti Majin Buu dalam manga Dragon Ball itu untuk mengikuti pelatihan jurnalistik islami di Jakarta Islamic Centre bertajuk “JICBS#3” melalui google document yang dia kirimkan di hari itu ba’da shalat Jumat. Aku yang memang suka sekali terhadap hal-hal yang bersifat challenging sedari dulu akhirnya mengisi juga form tersebut. Singkat kata akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi di sana. Sebuah pengalaman baru menantiku, baca berita di panggung! . Untuk orang yang terbiasa mengurusi bermacam kegiatan di kampus dan me...

Temanku, Rivalku! (ups)

Ada pepatah jawa yang penulis ingat belakangan ini, berbunyi “ Witing tresno jalaran soko kulino ” yang artinya kurang lebih cinta bisa datang karena sering bertemu. Terdengar pas pepatah tersebut jika dikaitkan dengan keadaan 2 sahabat penulis yang kesemuanya lelaki, yang pada saat ini ‘sepertinya’ menaruh hati pada satu wanita yang sama dan dibawah naungan komunitas yang sama pula. Lalu apa ada yang salah? Tidak ada. Intensitas pertemuan yang berkesinambungan bisa saja dijadikan alasan untuk perasaan itu hadir. Toh, jika hati itu berpendar dengan semestinya bukankah merupakan sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta. Atau mungkin mengatasnamakannya dalam sebuah persahabatan yang terjalin erat? Di film beken bollywood Kuch Kuch Hota Hai, SRK menerjemahkan rasa itu dengan istilah: Love is Friendship . Bukan sesuatu yang salah kan? Aku mengenalmu, aku bersahabat denganmu, aku memahamimu, lantas apa salah jika aku berharap lebih padamu? Sekali lagi perasaan itu hadir diantara...