Beberapa
waktu yang lalu, sebelum aku benar-benar lupa tentang mereka yang
pernah singgah di kehidupanku yang dinamis tiap akhir pekan, maka aku
ingin menyematkan semua yang teringat dalam ingatan untukku tuangkan
melalui goresan kecil dalam cerita ini.
Cerita
ini tentang petualanganku dengan mereka, remaja-remaji ajaib yang
entah sudah menjadi suratan takdir aku harus bertemu dengan mereka.
Di awali dengan tawaran teman kuliahku yang lucunya seperti Majin Buu
dalam manga Dragon Ball itu untuk mengikuti pelatihan jurnalistik
islami di Jakarta Islamic Centre bertajuk “JICBS#3” melalui
google document yang dia kirimkan di hari itu ba’da shalat Jumat.
Aku yang memang suka sekali terhadap hal-hal yang bersifat
challenging
sedari dulu akhirnya mengisi juga form tersebut. Singkat kata
akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi di sana.
Sebuah pengalaman baru menantiku, baca
berita di panggung!.
Untuk orang yang terbiasa mengurusi bermacam kegiatan di kampus dan
memaksaku untuk bersuara di atas panggung itu bukan perkara sulit.
Tapi tetap saja, melihat mereka yang kelak akan menjadi teman
seperjuanganku tampil bagus muncul juga rasa grogi dalam diriku. Pada
saat seleksi itu, aku sudah berkenalan dengan Husin Muhammad yang
saat ini sudah di daulat sebagai Ketua Angkatan JICBS#3. Sikapnya
yang kebapakan dan mengayomi teman-teman yang lain menjadikannya
teladan bagi kami semua. Aku juga bertemu dengan Fathy, manusia
mengesalkan yang takdir akhirnya menyatukan kami dalam satu tim, baik
di radio maupun film.. haha. Hal lucu berikutnya adalah bertemu
dengan duo yang tak kalah menyebalkannya, Taufik si abege labil yang
sok akrab dan suka main kode-kodean dengan gebetannya juga seorang
Alip, yang sekilas mirip kutu buku yang sering di bully dalam drama
televisi. Hanya mereka yang ku ingat saat itu dalam seleksi,
sedangkan yang lain timbul tenggelam dalam ingatanku..

Belajar dua bulan
tentang jurnalistik disana mungkin hanyalah bagian dari sisi hidup
perjalananku untuk dapat mengenal mereka. Aku percaya tidak ada
namanya sebuah kebetulan di muka bumi ini, karena yang ku yakini
setiap kejadian pasti memiliki maksud dan tujuan yang tersirat,
tergantung dari kita memahaminya atau tidak. Dua bulan disana juga
tidak lantas akan membuatku jadi jurnalis yang hebat mengerti segala
hal mengenai kewartawanan tapi setidaknya aku kelak akan jauh lebih
menghargai orang dalam menyajikan berita dengan tidak serta merta
men-judge
berita ini lebih jelek dibanding berita itu.
Kini,
dua bulan sudah berlalu sejak kami dinyatakan lulus dari program
jurnalis islami JICBS#3. Kami semua telah kembali ke rutinitas yang
biasanya dilakukan tiap akhir pekan. Banyak hal yang juga mungkin
sudah terlupakan sejak perpisahan itu meski hingga kini grup instant
chatting kami masih saja ramai. Aku pun sama, mencoba akan
melupakannya pelan-pelan seiring waktu dan akan menjadi dongeng indah
kelak bagi penerusku. Tapi yang jelas, kisah akhir pekanku disana
amat menyenangkan, berkawan baru dan berilmu baru.
@fahmi.suri
Kerennn
BalasHapusMantap bro.. Lanjutkan!
BalasHapusSemangat Fahmi !
BalasHapusHahahaha ko gua manusia menyebalkan sih sue bener
BalasHapusMantap bhsa nya nyut nyutan keren lah tak terasa air mata ini menetes krna air hujan wkwkkwkwk
BalasHapus