Langsung ke konten utama

Belajar Dari Film Maker Muslim

Kita belajar tentang apa yang kita miliki..” – Muhammad Ali Ghifari.

Sebuah quote sederhana membuat penulis terlempar kembali pada sabtu siang itu di tanggal 5 November 2016 didalam ruang teater Jakarta Islamic Centre dengan tema kala itu adalah tentang film pendek. Ada dua orang yang akan menjadi speaker sudah duduk bersantai disana sebelum penulis datang. Entah siapa mereka, wajahnya sangat tidak familiar di mata. Sepertinya hanya praktisi biasa yang cuma akan bicara hal yang biasa-biasa pula, pekikku dalam hati. Yang satu tampak pintar dengan kacamata yang menghias di wajahnya, sedangkan yang satu lagi bertubuh lebih gemuk dengan rambut sedikit jabrik dengan senyum merekah yang tak surut dari bibirnya.

Ternyata dugaan penulis salah, kedua orang itu adalah orang-orang luar biasa dari Film Maker Muslim (FMM) yang sukses mencetak film-film pendek yang monumental di youtube, seperti Trilogi Cinta Shubuh yang sukses mendapatkan viewers lebih dari satu juta penonton, film Shalawat Cinta, Ramadhan Halal, Ruang Sidang Setan, Seperti Khadijah dan sebentar lagi di tanggal 5 Maret akan ada gala premier film bioskop pertama mereka berjudul “Mengejar Halal”. Kesan sederhana yang mereka tampilkan sungguh menipu mata bahwa mereka adalah sineas-sineas muda dengan talenta yang luar biasa.

Muhammad Ali Ghifari si senyum sumringah tadi memulai acara dengan cara yang sangat akrab dan menyenangkan. Dia bahkan tidak beralas kaki untuk suatu alasan ketika itu yang penulis lupa alasannya. Dia dengan pengalamannya sebagai Scriptwriter menjelaskan kepada kami tentang pentingnya Creativity, Imagination & Experience dalam sebuah penyusunan skrip. Dengan bahasanya yang lugas: to created the core of you scenario!. Kemudian dia pun turut menambahkan kepada para peserta untuk lebih dulu berusaha mencintai skrip yang kita buat sebelum hasil kreatifitas itu dipersembahkan untuk orang lain. Tutur katanya sederhana saja: make sure you love your script!. Hehe..

Lalu sebagai penutup bahasan yang di paparkan dalam bentuk slideshow power point, sang sutradara FMM Muhammad Amrul Ummami hanya meneruskan apa yang sudah dibicarakan sebelumnya. Karakternya yang tenang benar-benar menunjukkan sikap seorang leader yang handal dalam sebuah produksi. Pembahasannya menyederhanakan sebuah teori bagi kami pemula yang akan membuat sebuah film pendek, yaitu Idea, Budget, Script, The Team, Produce & Publish. Sungguh kami semakin beruntung siang itu bisa mendapatkan ilmu dari mereka berdua dan semoga juga bisa turut berperan menyebarkan pesan positif yang membangun dengan bakat-bakat yang kami miliki.

Komentar

Cerita Unggulan

Tentang JICBS#3 !!

Beberapa waktu yang lalu, sebelum aku benar-benar lupa tentang mereka yang pernah singgah di kehidupanku yang dinamis tiap akhir pekan, maka aku ingin menyematkan semua yang teringat dalam ingatan untukku tuangkan melalui goresan kecil dalam cerita ini. Cerita ini tentang petualanganku dengan mereka, remaja-remaji ajaib yang entah sudah menjadi suratan takdir aku harus bertemu dengan mereka. Di awali dengan tawaran teman kuliahku yang lucunya seperti Majin Buu dalam manga Dragon Ball itu untuk mengikuti pelatihan jurnalistik islami di Jakarta Islamic Centre bertajuk “JICBS#3” melalui google document yang dia kirimkan di hari itu ba’da shalat Jumat. Aku yang memang suka sekali terhadap hal-hal yang bersifat challenging sedari dulu akhirnya mengisi juga form tersebut. Singkat kata akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi di sana. Sebuah pengalaman baru menantiku, baca berita di panggung! . Untuk orang yang terbiasa mengurusi bermacam kegiatan di kampus dan me...

Temanku, Rivalku! (ups)

Ada pepatah jawa yang penulis ingat belakangan ini, berbunyi “ Witing tresno jalaran soko kulino ” yang artinya kurang lebih cinta bisa datang karena sering bertemu. Terdengar pas pepatah tersebut jika dikaitkan dengan keadaan 2 sahabat penulis yang kesemuanya lelaki, yang pada saat ini ‘sepertinya’ menaruh hati pada satu wanita yang sama dan dibawah naungan komunitas yang sama pula. Lalu apa ada yang salah? Tidak ada. Intensitas pertemuan yang berkesinambungan bisa saja dijadikan alasan untuk perasaan itu hadir. Toh, jika hati itu berpendar dengan semestinya bukankah merupakan sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta. Atau mungkin mengatasnamakannya dalam sebuah persahabatan yang terjalin erat? Di film beken bollywood Kuch Kuch Hota Hai, SRK menerjemahkan rasa itu dengan istilah: Love is Friendship . Bukan sesuatu yang salah kan? Aku mengenalmu, aku bersahabat denganmu, aku memahamimu, lantas apa salah jika aku berharap lebih padamu? Sekali lagi perasaan itu hadir diantara...

Nice To Meet You.. (Chapter 2)

Sebelumnya di  Chapter 1..   Bus Transjakarta yang aku naiki masih melaju dengan tenang.. “ Hai. Aku Alif Yusuf. Tadi penjelasanmu tentang patung di Bunderan Senayan itu bagus lho”. Kataku menyapanya memulai percakapan dengan gadis itu. Gadis itu menghentikan bacaannya lalu mendengarkan sapaanku tadi sambil mengerenyitkan dahi. Kami masih dibatasi keponakannya yang berdiri di bangku sambil melihat lalu lalang jalan dari balik jendela. “ Alif?”. Tanyanya. Aku pun mengangguk. “ A.. EL.. I.. EF..?”. Ejanya menyebut namaku. “ Iya benar. Itu namaku”. Jelasku padanya. Matanya berpendar menatapku lalu kemudian dia tertawa geli sendiri. Entah apa yang ada dibenaknya ketika mendengar namaku saat ini. Tapi senyum dan tawanya itu mampu untuk menarik simpatiku padanya. “ Mungkin kamu pernah mendengar namaku ya? Aku novelis. Novel pertamaku menjadi best seller tahun kemarin!”. Jelasku mengejar maksud tawanya itu. “ Tidak. Bahkan aku tak tahu novelmu yang m...