Langsung ke konten utama

Takut Hujan!

Saat tulisan ini di ketik, penulis sedang menikmati derasnya hujan yang turun sore itu dari Break Out Room 18fl sambil duduk bersantai di sofa besar berwarna coklat tua dan menyantap mie rebus yang masih panas dari microwave yang tersedia di ruang makan tersebut. Pandangannya tertuju pada lalu lintas sepanjang Jl. MH. Thamrin yang mulai tersendat dari kawasan Sarinah hingga Bunderan Hotel Indonesia. Memorinya terbang jauh melompati derai air yang turun dengan derasnya, menyusuri labirin ilmu lalu menjumpai satu istilah yang berdekatan dengan situasi saat ini: Ombrophobia!.


Ombrophobia? Apa itu? Ini jelas bukan tentang rasa takut akan camilan berbahan dasar singkong berisi lelehan gula merah nan nikmat itu..hehe. Menurut info yang penulis dapatkan di internet, Ombrophobia adalah sebuah ketakutan yang berlebihan atau irasional pada hujan, petir atau karena kehujanan. Orang yang mengidap phobia unik ini akan menganggap hujan atau mendung gelap akan mendatangkan suatu bencana bagi dirinya. Begitupun dengan adanya suara petir akan membuatnya berada dalam kecemasan dan membutuhkan perlindungan secepatnya. Bila kita yang berada dalam keadaan normal akan merasakan ketentraman dengan air hujan yang perlahan turun dari gelapnya awan cumulonimbus, akan berbeda
gejalanya dengan penderita phobia ini. Panik, takut dan denyut jantung yang berpacu cepat adalah pertanda umum yang banyak diberitakan bagi penderita phobia ini. Penulis juga membaca dari info berita bahwa dengan terapi yang teratur dan disertai dengan pemakaian obat anti cemas dengan dosis yang tepat sesuai anjuran dokter akan mampu mengurangi dan menghilangkan ‘penyakit’ ini. Penulis benar-benar tidak bisa membayangkan kerisauan para pemilik phobia itu pada musim penghujan seperti yang berlangsung belakangan ini. Semoga ketabahan dan semangat untuk berjuang sembuh terpatri terus dalam diri mereka.
Sekarang kamu tahu kan apa itu Ombrophobia. Jadi, berhubung mie di mangkok penulis sudah hampir habis, sebelum ketikan ini ditutup ternyata penulis dan kamu masih harus tetap merasa bersyukur dalam hati. Kita lebih beruntung dibanding penderita Ombrophobia yang selalu cemas saat hujan turun, meski kita juga masih saja risau menikmati hujan dengan dibarengi kenangan-kenangan yang turut berjatuhan bersamanya. Ceilah!

Komentar

Cerita Unggulan

Tentang JICBS#3 !!

Beberapa waktu yang lalu, sebelum aku benar-benar lupa tentang mereka yang pernah singgah di kehidupanku yang dinamis tiap akhir pekan, maka aku ingin menyematkan semua yang teringat dalam ingatan untukku tuangkan melalui goresan kecil dalam cerita ini. Cerita ini tentang petualanganku dengan mereka, remaja-remaji ajaib yang entah sudah menjadi suratan takdir aku harus bertemu dengan mereka. Di awali dengan tawaran teman kuliahku yang lucunya seperti Majin Buu dalam manga Dragon Ball itu untuk mengikuti pelatihan jurnalistik islami di Jakarta Islamic Centre bertajuk “JICBS#3” melalui google document yang dia kirimkan di hari itu ba’da shalat Jumat. Aku yang memang suka sekali terhadap hal-hal yang bersifat challenging sedari dulu akhirnya mengisi juga form tersebut. Singkat kata akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengikuti seleksi di sana. Sebuah pengalaman baru menantiku, baca berita di panggung! . Untuk orang yang terbiasa mengurusi bermacam kegiatan di kampus dan me...

Temanku, Rivalku! (ups)

Ada pepatah jawa yang penulis ingat belakangan ini, berbunyi “ Witing tresno jalaran soko kulino ” yang artinya kurang lebih cinta bisa datang karena sering bertemu. Terdengar pas pepatah tersebut jika dikaitkan dengan keadaan 2 sahabat penulis yang kesemuanya lelaki, yang pada saat ini ‘sepertinya’ menaruh hati pada satu wanita yang sama dan dibawah naungan komunitas yang sama pula. Lalu apa ada yang salah? Tidak ada. Intensitas pertemuan yang berkesinambungan bisa saja dijadikan alasan untuk perasaan itu hadir. Toh, jika hati itu berpendar dengan semestinya bukankah merupakan sebuah anugerah dari Sang Maha Pencipta. Atau mungkin mengatasnamakannya dalam sebuah persahabatan yang terjalin erat? Di film beken bollywood Kuch Kuch Hota Hai, SRK menerjemahkan rasa itu dengan istilah: Love is Friendship . Bukan sesuatu yang salah kan? Aku mengenalmu, aku bersahabat denganmu, aku memahamimu, lantas apa salah jika aku berharap lebih padamu? Sekali lagi perasaan itu hadir diantara...

Nice To Meet You.. (Chapter 2)

Sebelumnya di  Chapter 1..   Bus Transjakarta yang aku naiki masih melaju dengan tenang.. “ Hai. Aku Alif Yusuf. Tadi penjelasanmu tentang patung di Bunderan Senayan itu bagus lho”. Kataku menyapanya memulai percakapan dengan gadis itu. Gadis itu menghentikan bacaannya lalu mendengarkan sapaanku tadi sambil mengerenyitkan dahi. Kami masih dibatasi keponakannya yang berdiri di bangku sambil melihat lalu lalang jalan dari balik jendela. “ Alif?”. Tanyanya. Aku pun mengangguk. “ A.. EL.. I.. EF..?”. Ejanya menyebut namaku. “ Iya benar. Itu namaku”. Jelasku padanya. Matanya berpendar menatapku lalu kemudian dia tertawa geli sendiri. Entah apa yang ada dibenaknya ketika mendengar namaku saat ini. Tapi senyum dan tawanya itu mampu untuk menarik simpatiku padanya. “ Mungkin kamu pernah mendengar namaku ya? Aku novelis. Novel pertamaku menjadi best seller tahun kemarin!”. Jelasku mengejar maksud tawanya itu. “ Tidak. Bahkan aku tak tahu novelmu yang m...